Sosiobiografi  

Posted by Wi2d


Ibnu Khaldun (1332-1406)
Sejararahwan dan Bapak Sosiologi Islam ini berasal dari Tunisia. Ia keturunan dari Yanam dengan mana lengkapnya Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Abi Bakar Muhamman bin al Hasan. Namun, ia lebih dikenal dengan nama Ibnu Khaldun. Nama populer ini berasal dari nama kelurga besarnya, Bani Khaldun.
Ia lahir di Tunisia pada tanggal 27 Mei 1332. di tanah kelahirannya itu, ia mempelajari berbagai macam ilmu, seperti syariat (tafsir, hadis, tahid, fikih), fisika, dan matematika. Sejak kecil, ia sudah hafal Al Quran. Saat itu, tunisia telah menjadi pusat perkembangan ilmu di Afrika Utara.
Sejak usia muda ia sudah mengikuti politik praktis. Beberapa dinasti kecil dari berbagai daerah sudah mempercayainya memegang jabatan penting. Pada usia 21 tahun, Ibnu Khaldun diangkat menjadi sekretaris Sultan Dinasti hafs, al fadl, yang berkedudukan di tunisia.
Situasi politik yang tidak menentu di Tunisia, menyebabkan Ibnu Khaldun melakukan pengembaraan dari Maroko sampai Spanyol. Pada tahun 1375 ia menetap di Qal’at Ibnu Salamah, di daerah Tilmisan, ibukota Maghrib Tengah (Aljazair), dan meninggalkan dunia politik praktis. Sebagai Sejarahwan dan Filsuf, ia memutuskan perhatiannya kepada kegiatan menulis dan mengajar. Saat itulah, karya besar lahir ditangannya, yaitu sebuah kitab yang sering disebut Al ’Ibar (sejarah Umum), terbitan Kairo tahun 1284. Kitab ini terdiri atas 7 jilid berisi kajian sejarah, yang didahului oleh Muqaddimah (jilid 1), yang berisi tentang pembahasan masalah-masalah sosial manusia.
Muqaddimah (yang sebenarnya merupakan pembuka kitab tersebut) popularitasnya melebihi kitab itu sendiri. Muqaddimah membuka jalan menuju pembahasan ilmu-ilmu sosial. Menurut pendapatnya, politik tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan dan masyarakat dibedakan atas masyarakat kota dan desa.
Dalam Muqaddimah ini pula Ibnu Khaldun menampakkan diri sebagai ahli Sosiologi dan Sejarah. Teori pokoknya dalam Sosiologi Umum dan politik adalah konsep ashabiyah (solidaritas sosial). Asal usul solidaritas ini adalah ikatan darah yang disertai kedekatan hidup bersama. Hidup bersama juga dapat mewujudkan solidaritas yang sama kuat dengan ikatan darah. Menurutnya, solidaritas sosial itu sangat kuat terliahat pada masyarakat pengembara, karena corak kehidupan mereka yang unik dan kebutuhan mereka untuk saling bantu. Relevansi teori ini misalnya dapat ditemukan pada teori-teori tentang konsiliasi kelompok-kelompok sosial dalam menyelesaikan konflik tantangan tertentu. Relevansi teori Khaldun, misalnya juga dapat ditemukan dalam teori Ernest Renan tentang kelahiran bangsa. Tantanan yang dihadapi masyarakat pengembara dalam teori Khaldun tampaknya, meski tidak semua, paralel dengan ”kesamaan sejarah” embrio bangsa dalam teori Ernest Renan. Kebutuhan untuk saling bantu mengtasi tantangan ini juga memiliki relevansi dalam kajian-kajian psikologi sosial terutama bekenaan dengan kebutuhan untuk meningkatkan diri dengan orang lain atau kelompok sosial yang lazim disebut afiliasi.
Semenjak tahun 1382 M Ibnu Khaldun menetap di Kairo, Mesir. Di negeri ini ia mengajar di Masjid Al-Azhar. Ia mengajar hadis dan Fiqh mazhab maliki. Di tempat ini pula ia mengajarkan teorinya. Setelah beberapa kali menjabat hakim agung, pada tanggal 16 Maret 1406 M (26 Ramadhan 808 H) Ibnu Khaldun Mengembuskan napas terakhir. Muqaddimah Ibnu Khaldun banyak menjadi sumber inspirasi bagi sarjana-sarjana baik di Barat dan di Timur.


Read More......

Mulai dari Diri Sendiri  

Posted by Wi2d

5 Ramadhan 1429 H
Tak ada perubahan besar yang terjadi secara tiba-tiba. Seringkali, ia dimulai dari sesuatu yang sangat sederhana. Ubahlah dirimu, niscaya engkau telah mengambil bagian dalam mengbah dunia dan peradaban. Empat belas abad silam, Rasulullah SAW telah mengingatkan, “Ibda’ binafsik” (mualailah segala sesuatu itu, dari dirimu sendiri).Pembinaan pribadi dan keluarga, adalah dua hal yang sering terlupakan dalam upaya kita menegakkan nilai-nilai islam. Padahal sudah diketahui umum, bahwa sebuah masyarakat itu dibangun dari kuumplan individu dan keluarga.
Di sini ramandhan menemukan momentum. Sebab di bulan ini segala kebaikan di sediakan Allah. Kesempatan berbuat baik dibuka lebar-lebar, plus janji bonus pahala berlipat ganda. Singkatnya, disinilah Allah membentangkan kita, menjadi insan kamil yang muttaqien.
Sungguh tak ada yang menyia-nyiakan kesempatan panen pahala di bulan ini, kecuali mereka yang telah benar-benar meredupkan cahaya hidayah dan keimanan di dalam hatinya. Seseorang yang dalam dadanya, tidak ada lagi secuil cahaya al-Qur’an yang bersemayam di dalamnya, dimana Rasulullah mengibaratkannya seperti rumah kosong yang roboh. “sesungguhnya seseorang yang didalam hatinya, tak ada lagi secuil cahaya al-Qur’an, niscaya ia ibarat rumah kosong yang poboh.”(HR Tirmidzi).

By: Syiar Kerohanian Islam Ibnu Khaldun
Jurusan Sosiologi Antropologi

Read More......

undangan simaba jurusan sosiologi antropologi  

Posted by Wi2d

Read More......