Silaturahim: Biarkan Hadiah Bicara  

Posted by Wi2d

Oleh: Muhammad Nuh
“Sambunglah orang yang memutus silaturahim denganmu. Berilah hadiah kepada orang yang enggan memberimu. Dan jangan hiraukan orang yang menzalimi kamu.” (HR. Ahmad)Jangan biarkan kebencian berkelanjutan

Selalu saja ada sisi positif dan negatif sebuah interaksi. Positif ketika interaksi memunculkan rasa cinta dan sayang, kuatnya persaudaraan, tolong menolong sesama mukmin. Dan negatif, saat interaksi meletupkan bunga-bunga api kekecewaan. Kebencian pun tak terelakkan.

Kebencian karena persoalan teknis semisal salah paham, emosi dadakan, mestinya hanya bertahan beberapa hari. Karena prinsipnya setiap mukmin punya satu ikatan: akidah Islam. Sehingga persoalan teknis di lapangan bisa cair sendiri bersama waktu dan kesibukan. Setelah itu, muncul lagi kerinduan.

Namun, begitulah setan. Emosi yang labil menjadi alat efektif pintu setan untuk mengobrak-abrik persaudaraan. Sesama mukmin menjadi marahan. Bahkan, pada dosis tertentu, marahan bisa diwariskan ke anak cucu. Na’udzubillah. Rasulullah saw. bersabda, “Cinta bisa berkelanjutan (diwariskan) dan benci pun demikian.” (HR. Al-Bukhari)

Putus persaudaran bukan hanya dilakoni para pelaku. Tapi, bisa diwariskan dari generasi ke generasi. Suatu hal yang mestinya tidak mungkin terjadi dalam diri seorang mukmin.

Siram api dengan air, bukan dengan api

Jika marah diibaratkan sebagai api, maka airlah yang paling cocok agar api segera padam. Tidak mungkin api akan padam dengan api. Dan air adalah perumpamaan yang pas buat silaturahim.

Sekeras apa pun sebuah kebencian, boleh jadi rapuh dengan beberapa celah kasih sayang dan sentuhan persaudaraan. Orang yang diumbar marah dan benci sebenarnya sangat membutuhkan perhatian. Tidak jarang, kebencian bisa luluh hanya dengan perhatian dan sapaan yang tulus.

Banyak kisah menarik di masa Rasulullah saw. tentang hal itu. Abu Sufyan mungkin orang yang paling sadis permusuhannya dengan Rasul. Siang malam, dia mengatur siasat bagaimana menghancurkan Rasulullah dan umat Islam. Tapi, justru Abu Sufyanlah yang paling mendapat kehormatan dari Rasul ketika Mekah diambang penaklukan. “Siapa yang masuk ke masjidil haram mendapat keamanan. Dan siapa yang berkumpul di rumah Abu Sufyan, juga mendapat keamanan.” Begitulah kira-kira pengumuman Rasul kala itu.

Bayangkan, seperti apa hati Abu Sufyan mendengar itu. Bingung, takjub, dan akhirnya luluh seratus persen. Dia pun berbalik menjadi orang yang siap membela perjuangan Rasulullah saw. di Mekah dan sekitarnya. Sungguh sebuah cara meluluhkan kebencian yang paling efektif tanpa menimbulkan kebencian baru.

Hadiah sebagai pelunak kekakuan

Ketika kles terjadi, yang mendominasi diri setelah itu adalah ego. Diri merasa paling benar, paling mampu, dan sebagainya. Kekakuan pun muncul begitu saja. Seolah, dalam dirinya cuma ada ego; tidak ada nalar, empati, apalagi kasih sayang sesama saudara seiman.

Jika tidak ada inisiatif mencari jalan damai, kekakuan terus berlanjut. Bahkan, bisa terwariskan ke anak cucu.

Sebenarnya, ada ruang-ruang dalam diri yang sejalan dengan waktu membutuhkan perhatian, kasih sayang, kerinduan. Terlebih sesama mukmin. Baik buruk sebuah hubungan persaudaraan bisa berbanding lurus dengan tingkat keimanan. Semakin kuat cahaya iman bersinar, rasa kasih sayang mulai mengganti ego dan benci. Lahirnya keharmonisan cuma tinggal menunggu momentum. Dan hadiah merupakan alat efektif menumbuhkan momentum itu.

Rasulullah saw. bersabda, “Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian.” (HR. Attirmidzi dan Ahmad)

Selalu pada komunikasi

Bisa dibilang, sebagian besar sebab munculnya kebencian karena salah menafsirkan sebuah ucapan. Atau, sebab molornya perseteruan karena tertutupnya peluang berkomunikasi.

Yang pertama memperlihatkan ketidakmampuan seseorang mengungkapkan maksud baik. Plus, tidaksanggupan pihak lain menahan diri membuat kesimpulan negatif. Ketidakmampuan mengutarakan maksud dan sifat reaktif di pihak lain menjadi perkara paling rawan munculnya kles.

Dengan begitu, saling membuka komunikasi adalah langkah paling tepat memperbaiki ketidakharmonisan. Dan itu akan berjalan efektif jika dua belah pihak siap saling mendengarkan. Sulit memunculkan keadaan saling pengertian seperti itu jika tidak dikondisikan dengan situasi yang penuh persaudaraan dan kekeluargaan. Dan silaturahim adalah cara yang paling pas.

Kasus Hathib bin Abi Balta’ah di masa Rasul bisa menjadi pelajaran. Para sahabat termasuk Rasulullah saw. kaget ketika tahu siapa pembocor rahasia penyerangan ke Mekah. Orang itu bernama Hathib. Kontan saja, Umar bin Khattab minta izin ke Rasul agar bisa menghukum Hathib. Tapi Rasul menolak. Beliau saw. meminta sahabat memanggil Hathib.

Penjelasan pun disampaikan Hathib. Sahabat yang masih punya keluarga di Mekah ini pun mengungkapkan keterpaksaannya demi keselamatan keluarga di sana. Itu saja. Tidak ada maksud membocorkan rahasia ke tangan musuh. Akhirnya, Rasul memaafkan Hathib.

Harus ada prakarsa agar kebencian tidak berlanjut. Dan yang terbaik adalah mereka yang lebih dulu mengawali kunjungan. Indahnya sebuah nasihat Rasullah saw., “Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog, mengemukakan isi hati. Dan yang terbaik, yang pertama memberi salam (menyapa).” (HR. Al-Bukhari)


Read More......

RISALAH TA’LIM DAN SENDI-SENDI PEMBENTUKAN PRIBADI ISLAM  

Posted by Wi2d

Sendi-sendi kepribadian Islam yang dapat menegakkan Islam sekaligus mewujudkan tujuan-tujuannya- melaui bingkai tahapan dakwah- berjumlah sepuluh sendi (rukun bai’at), antara lain:1. Fahm (kefahaman)

Bahwa kita yakin fikrah kita adalah “fikrah Islamiyah yang bersih”. Kefahaman ini seperti memahami batas-batas ushulul ‘isyirin (dua prinsip) antara lain :

1) Islam adalah system yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan

2) Alquran yang mulia dan Sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hokum-hukum Islam

3) Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-Nya yang Dia kehendaki

4) Jimat, mantera, guna-guna, ramalan, perdukunan, penyingkapan perkara ghaib, dan semisalnya merupakan sebuah kemungkaran yang harus diperangi, kecuali mantera dari ayat Al QUr’an atau ada riwayat dari Rasulullah saw.

5) Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya, tentang sesuatu yangmengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang membawa kemaslahatan umum bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah umum syariat.

6) Setiap otang boleh diambil atau tidak kata-katanya, kecuali Al-Ma’shum (Rasulullah) saw.

7) Setiap muslim yang belum mencapai kemampuan menelaah terhadap dalil-dalil hokum furu’(cabang) hendaklah mengikuti pemimpin agama dan bersamaan dengan itu berusaha semampu yang ia lakukan untuk mempelajari dalil-dalilnya.

8) Khilaf dalam masalah furu’(cabang) hendaknya tidak menjadi factor pemecah belah agama, tidak menyebabkan permusuhan, dan tidak menyebabkan kebencian.

9) Setiap masalah yang amal tidak dibangun di atasnya, sehingga menimbulkan perbicangan yang tidak perlu, adalah kegiatan yang dilarang secara syar’i.

10) Ma’rifat kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian (Dzat)-Nya adalh setinggi-tinggi tingkatan aqidah Islam.

11) Setiap bid’ah dalam agama Allah yang tidak ada pijakan tetapi dilarang baik oleh hawa nafsu manusia, baik berupa penambahan maupun pengurangan, adalah kesesatan yang wajib diperangi dan dihancurkan dengan menggunakan sarana yang sebaik-baiknya, yang jika tidak justru menimbulkan bid’ah lain yang lebih parah.

12) Perbedaan pendapat dalam masalah bid’ah idhafiyah (bid’ah penambahan; misal berdzikir dengan suara keras), bid’ah tarkiyah (bid’ah penolakan missal mengharamkan sesuatu yang halal), dan bid’ah iltizam (membuat aturan-aturan bagi ibadah yang bersifat mutlak, seperti membaca secara rutin adzkar) terhadap ibadah mutlaqag ( yang tidak ditetapkan, baik cara maupun waktunya) adalah perbedaan dalam masalah fikih.

13) Cinta kepada orang-orang shalih, memberikan penghormatan kepadanya dan memuji karena perilaku baiknya adalah bagian dari taqarub kepada Allah SWT.

14) Ziarah kubur, kubur siapapun adalah sunah yang disyariatkan dengan cara-cara yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

15) Doa apabila diiringi denga tawasul kepada Allah dengan salah satu makhluk-Nya adalah perselisihan furu’ menyangkut tata cara berdoa, buka termasuk masalah aqidah

16) Istilah -keliru- yang sudah mentradisi (misal praktek ribawi) tidak akan mengubah hakekat hokum syar’inya. Akan tetapi ia harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan syariat itu dan kita berpatokan dengannya.

17) Aqidah adalah pondasi segala aktivitas (aktivitas hati lebih penting dari aktivitas fisik). Namun usaha untuk menyempurnakan keduanya merupakan tuntutan syari’at

18) Islam itu membebaskan akal pikiran, menghimbau untuk melakukan telaah terhadap alam, mengangkat derajat ilmu dan ulamanya sekaligus, serta menyambut hadirnya segala sesuatu yang melahirkan maslahat dan manfaat.

19) Pandangan syar’i dan pandangan logika memiliki wilayah masing-masing yang tidak dapat saling memasuki secara sempurna (selalu beririsan)

20) Kita tidak mengkafirkan seorang muslim yan gtelah mengikrarkan dua kalimat syahadat, mengamalkan kandungannya, dan menunaikan kewajiban-kewajibannya, baik karena lontaran pendapatmaupun karena kemaksiatannya, kecuali jika ia melakukan tindakan kufur, mendustakan Al-Qur’an secara terang-terangan.

2. Ikhlas

Ikhlas bahwa akhul muslim dalam setiap kata, aktivitas, dan jihadnya harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya tanpa mempertimbangkan aspek kekayaaan, penampilan, pangkat, gelar, kemajuan, atau keterbelakangan. Dengan itulah ia menjadi tentara fikrah dan aqidah, bukan tentara kepentingan dan ambisi pribadi.

3. Amal

Amal (aktivitas) ini adalah buah dari ilmu dan keikhlasan

4. Jihad

Jihad ini maksudnya adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga hari kiamat. Dimana peringkat pertma jihad adalah pengingkaran dengan hati dan peringkat terakhirnya adalah berperang di jalan Allah swt. Diantara keduanya terdapar jihad denga pena, tangan, dan lisan berupa kata-kata yang benar dihadapan penguasa yang zhalim.

5. Tadhiyah (pengorbanan)

Tadhiyah ini maksudnya adalah pengorbanan jiwa, harta, waktu, kehidupan, dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan. Tidak ada perjuangan di dunia ini kecuali harus disertai dengan tadhiyah. Demi fikrah, janganlah mempersempit pengorbanan, karena sesungguhnya ia memiliki balasan yang agung dan pahala yang indah.

6. Taat

Taat ini maksudnya adalah menunaikan perintah dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun malas. Yang disesuaikan dengan tahapan dakwah ta’rif, takwin dan tanfidz

7. Tsabat (keteguhan)

Tsabat (keteguhan) ini maksudnya adalah bahwa seorang akh hendaknya senantiasa bekerja sebagai mujahis di jalan yang mengantarkan pada tujuan, betapapun jauh jangkauannya dan lama masanya hingga bertemu dengan Allah dalam keadaan yang tetap demikian. Dengan demikian ia telah berhasil mendapatkan salah satu dari dua kebaikan yakni menang atau syahid di jalan-Nya

8. Tajarrud ((kemurnian)

Tsabat (keteguhan) ini maksudnya adalah membersihkan pola piker dari prinsip nilai dan pengaruh individu yang lain, karena ia adalah setinggi-tinggi dan selengkap-lengkap fikrah.

9. Ukuhwah

Ukuhwah ini maksudnya adalah terikatnya hati dan nurani dengan ikatan akidah. Aqidah adalah sekokoh-kokoh dan semulia-mulia ikatan. Ukhuwah adalah saudara nya keimanan sedangkan perpecahan adalah saudaranya kekufuran. Kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan. Tidak ada persatuan tanpa cinta kasih. Standar minimal cinta kasih adalah kelapangan dada dan standar maksimal adalah itsar (mementingkan orang lain dari diri sendiri)

10. Tsiqah (kepercayaan)

Tsiqah (kepercayaan) ini maksudnya adalah rasa puasnya seorang tentara atas komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya maupun keikhlasannya, dengan kepuasan mendlam yang menghasilkan perasaan cinta, penghargaan, penghormatan, dan ketaatan.


Read More......

Indonesia Pro Palestina  

Posted by Wi2d

Save Palestine


Meskipun
kami bukanlah sebuah institusi yang besar, meskipun kami hanyalah
segelintir orang yang hanya bisa bernaung di dunia maya, meskipun kami
tidak bisa melakukan apa-apa untuk saudara-saudara warga Palestina,
tapi kami juga manusia yang bisa menangis ketika warga palestina
berteriak histeris meminta perdamaian abadi, hati kami juga terpukul 
ketika ibu-ibu dan wanita palestina teriak menangis kehilangan
keluarganya, kami juga bisa mengutuk Israel laknat ketika seorang ayah
yang menggeram karena anaknya tewas akibat serangan terkutuk israel.
Kami bisa mengalirkan air mata dengan teramat deras. Kami bisa
merasakan apa yang mereka rasakan. Namun kami hanya bisa mengutuk, kami
hanya bisa menangis, hati kami terpukul. Terlaknat kalian Israel.

Terkutuk kalian. Terlaknat kalian
Israel.

Bukti pembantaian militer israel terhadap, warga dan anak - anak Palestina:







Kami,
para staff ilmuwebsite.com meminta anda dengan teramat sangat untuk
ikut mengutuk Israel dan melakukan apa yang anda bisa lakukan untuk
menolong warga Palestina. Tunjukkan aksi keprihatinan anda atas
Palestina di blog masing-masing. Kita warnai blog indonesia dengan
menunjukkan keprihatinan kita atas palestina, dan mengutuk israel.
Kepada blogger se-Indonesia, sekali lagi kami meminta anda semua untuk
menunjukkan aksi keprihatinan anda atas palestina, dan mengutuk
tindakan Israel, di blog masing-masing. Kami mengucapkan beribu-ribu
terima kasih atas partisipasi anda semua. Terima kasih.

Save Palestine


http://www.infopalestina.com/ms/
http://www.kispa.org/
http://www.suarapalestina.org/




Sumber dari situs Ilmu Website dalam kategori news dengan judul Ilmuwebsite dan Bloger Indonesia Pro Palestina



Read More......